icon 0
icon TOP UP
rightIcon
icon Reading History
rightIcon
icon Log out
rightIcon
icon Get the APP
rightIcon
Genius Liar

Genius Liar

Author: Ellakor
icon

Chapter 1 One

Word Count: 1764    |    Released on: 09/10/2021

Tanpa perlu melihat jam, aku tahu pasti saat ini memang sudah

rakanku terhenti karena sebuah tangan yang tengah melingkar posesif di pinggang

za namanya, tepat berusia 36 tahun di tahun ini. Usia yang sama sepertiku karena kami seumuran, hanya terpaut lima bu

lamanya. Pertama kali berpacaran, saat itu kami masih duduk di bangku SMA. Se

, pria ini memang sangat sempurna. Parasnya yang menurutku tampan, otak cerdasnya yang selalu berhasil membuatku berdecak kagum, kemandiriannya y

aku dan keluarga kecil kami adalah segalanya bagiku. Menjadi alasan yang membuatku berta

tku sangat mencintai suamiku. Baginya keluarga adalah segalanya. Meski kini dia tengah bersinar

uda yang tengah menuntut ilmu setinggi-tingginya. Pemuda yang rela mengejar beasi

i bidang elektronik. Hyoma Industries nama perusahaannya sekaligus merk produk elekronik mereka. Sudah tujuh tahun suamiku bekerja di perusahaan itu, sekarang dia telah menjabat sebagai Ge

u akan membuatnya terbangun. Setelah memastikan tidur suamiku tak te

Setelahnya aku bergegas menuju dapur, aku harus menyiapkan sarapan untuk kami be

ahun usia pernikahan. Sungguh dia putra yang kami nanti-nantikan. Kini usianya menginj

kku dan suamiku, serta sereal untuk putra kesayanganku. Tak lupa kubu

sel

meja. Sarapan pagi kami telah siap, kini harus kulakukan tugas selanjutny

tubuh tegapnya. Aku merona hebat saat tatapanku tertuju pada perut kekarnya, karena semalam dia tidur dengan bertelanjang dada. Padahal sudah sepuluh tahun aku menjadi istrinya, terhitung sudah tuju

h jam enam, nanti ka

dengan posisi yang sama yaitu tengah telentang di atas kasur. Kuulurkan tangan, ber

etika tubuhku jatuh menimpa dirinya. Ketika aku hendak bangun, dia me

Lepasin. Nanti

idur bentar lagi ya," sahutnya manja,

arus bangunin anak kamu juga." Kudengar suara eran

as dari kungkungannya, aku

lah menggodanya dengan ejekan itu. Dia pun tak menolak kali ini,

anget. Serius," kata

i kenapa bega

, aku harus nyiapin

i ini?" Dia menjawab

u telat pula

ulang. Kalau meeting-nya seles

adiri meeting sudah menjadi rutinitasnya. Sebagai istri, aku hanya bisa memaklumi di

mandi

kukan tindakan. Aku mendorong punggungnya agar tubuhnya yang sudah ber

a?" Ajaknya seraya menged

ja minta mandi bareng." Jelas aku

ma kamu gak gosokin punggung aku," kata

mau luluran." Dia mengendikan b

minta pasti gak ba

Dia itu kan

sama Raffa," katanya suks

iri cemburu sih? Udah, sana man

apkan setelan pakaian yang akan dikenakan suamiku pagi ini. Aku menghela na

udapati dia sedang duduk di depan meja belajarnya. Tatapannya menunduk ke bawah meja seola

nyuman lebar, membuatku gemas

lagi

bar yang baru saja dibuatnya. Sebuah gambar rumah

a ini rum

engan bola mata bulatnya mengarah pada

sepertinya membuat putraku senang bukan main. Dia melomp

. Bentar lagi kan har

bu alasan untuk menolak, putra kesayangan

ommy m

m kamar mandi. Aku tersenyum lebar merasa bangga pada putraku

ya yang harus dia bawa hari ini. Hanya membutuhkan waktu lima menit, Raffa berjalan riang menghampiriku dengan handuk yang melingka

sudah duduk manis di ruang tamu. Tanpa ragu dia naik ke pangkuan

yenyak?" Raffa mengangguk penuh semangat, tertawa lepas saat

mah. Mommy bilang, gambarn

ana coba Da

tanya Raffa, tatapan lucun

i kama

pintanya sambil merengek. Kuhembuskan napas pelan

t tuh, nanti kamu telat berangkat seko

mengerutkan bibir. Cemberut karen

gambarnya. Sekarang Raffa makan ya sereal

u marah kan sera

uami dan putraku. Setelahnya tak ada lagi ocehan,

a mengambil tas kerja, mengecup puncak kepala Raffa yang masih

lagi di jalan nganterin Raffa," ucapny

ya. Sama seperti biasanya pula dia akan mencium kening, pipi kanan dan pipi kiri, lalu berakhir mengecup lembut bibirku. Dia pun berjalan menuju mobil

apa pun di kehidupan rumah tangga kami. Ya, memang benar jika dilihat dari luar, kami terlihat sebuah keluarga

dalamnya sebuah kalung indah terpajang. Aku pasti akan senang jika kalung itu disiapkan suamiku untuk diberikan padaku. Namun, setelah kuperhatikan baik-baik

ngga yang sudah seperti saudara bagiku, memberitahu dia pernah memergoki

mbuktikan kecurigaan ini, sekaligus mencari tahu nama di ba

Claim Your Bonus at the APP

Open