Login to MoboReader
icon 0
icon TOP UP
rightIcon
icon Reading History
rightIcon
icon Log out
rightIcon
icon Get the APP
rightIcon
The Dawson Clan

The Dawson Clan

Ellakor

5.0
Comment(s)
87
View
6
Chapters

Cliff selalu merasa hidupnya berbeda dengan orang lain. Dia selalu dikurung oleh ibunya di ruangan gelap nyaris tanpa cahaya. Dia pun tidak bisa memakan makanan yang biasa disantap orang lain, hanya mencium aroma makanan itu, dia akan mual dan muntah. Hanya darah satu-satunya yang bisa menjadi makanannya. Dia juga heran karena kulitnya akan terbakar jika terkena sinar matahari. Cliff sungguh tidak mengerti dengan kehidupannya. Suatu ketika, Cliff pergi ke hutan terlarang atas permintaan sang ibu dalam surat wasiatnya. Di sanalah dia bertemu dengan seorang pria yang mengklaim diri sebagai ayahnya. Cliff nyaris tak percaya ketika mengetahui jati dirinya adalah seorang vampir darah campuran, karena ayahnya seorang vampir darah murni. Atas ajakan sang ayah, Cliff tinggal bersama keluarga ayahnya yang tidak lain merupakan keluarga vampir bangsawan.Penderitaan hidup Cliff semakin menjadi karena dia tak diakui oleh keluarga barunya, dia dianggap sebagai aib keluarga. Hidupnya semakin rumit ketika dia jatuh cinta pada tunangan kakaknya. Namun, sebuah tragedi telah mengubah kehidupannya, kini hidupnya penuh dengan kebencian dan dendam. Cliff memutuskan untuk menjadi seorang pemburu vampir. Dia pun bertekad akan membasmi semua vampir di bawah garis keturunan Klan Dawson, meskipun pada akhirnya dia harus membunuh ayahnya sendiri yang merupakan pemimpin Klan Dawson.Ikuti kisah Cliff Dawson, Vampir darah campuran yang mengalami berbagai macam penderitaan dan ambisinya untuk membinasakan klannya sendiri.

Chapter 1 Prolog

Di keheningan malam di mana para manusia tengah terbuai dalam bunga tidur. Seorang pria sedang duduk bersandar di dahan pohon dengan mata terpejam. Bukan, dia bukan sedang tidur seperti manusia pada umumnya, karena dia bukan manusia. Melainkan, seorang vampir darah murni.

Rowan Dawson namanya. Putrra pemimpin klan Dawson yang kini sedang merenung seorang diri di dalam hutan.

Penciumannya yang tajam tiba-tiba mencium aroma seseorang yang mendekat. Dari aroma darahnya, Rowan tahu siapa yang datang untuk mengganggunya.

"Sudah kuduga kau ada di sini."

Rowan mendengus, sangat malas membuka mata hanya demi meladeni sosok yang selalu tahu cara mengganggu ketenangannya.

"Buka matamu, Rowan. Ayo kita bicara. Aku sudah mendengar masalahmu. Pasti kau sedang membutuhkan teman mengobrol sekarang, benar?"

Rowan mendesis ketika dengan jahilnya orang itu menjewer telinganya, hingga dengan terpaksa Rowan membuka mata, mendelik tajam pada saudara kembarnya yang selalu datang mengganggu, Roul Dawson.

"Sehari saja jangan ganggu aku, bisa tidak?"

Roul terkekeh, "Tidak bisa. Kita ini kembar. Suka maupun duka harus ditanggung bersama."

Rowan mendecih sembari membuang muka saat Roul tiba-tiba mendekatkan wajahnya.

"Hei, benar ayah menjodohkanmu dengan Rose?"

Kedua tangan Rowan terkepal, dia malas menjawab karenanya dia abaikan pertanyaan itu.

"Terima saja. Dia cantik, vampir darah murni juga. Kalau kau menikahinya, sama saja kau menjaga kelangsungan keturunan darah murni."

"Apa ayah menyuruhmu untuk membujukku menikahi Rose? Kau jadi sekutu ayah, rupanya."

Roul tertawa, melihat kembarannya yang selalu bersikap dingin dan sok keren, kini sedang cemberut lucu, menurutnya ini hal yang langka.

"Serius, kau menuduhku seperti itu? Kau kan tahu aku tidak dekat dengan ayah. Anak kesayangan ayah itu kau, bukan aku."

Rowan memalingkan wajah, menatap serius iris semerah darah kembarannya yang sejak tadi memasang wajah jenaka, kini berubah serius. Lantas dia mengembuskan napas lelah.

"Sudah kubilang, jangan katakan itu. Ayah menyayangi kita berdua."

"Entahlah, aku ragu." Roul ikut menyandarkan punggung pada pohon, di sebelah kembarannya. "Kurasa, ayah akan menunjukmu sebagai calon penggantinya sebentar lagi."

Mendengar ucapan Roul yang menurutnya konyol, Rowan mendelik tajam. Siapa yang menginginkan posisi menjadi pemimpin klan? Rowan tak pernah menginginkannya. Satu-satunya yang pantas menempati posisi itu hanya Roul. Ya, kembarannya yang lahir beberapa menit lebih dulu darinya itu.

"Omong kosong. Ayah pasti akan menunjukmu sebagai calon penggantinya."

"Tidak. Menurutku ...." Roul mengatupkan mulutnya kembali mendapati tatapan tajam dari Rowan.

"Di dunia ini hanya kau yang pantas menjadi calon pemimpin klan."

Dan Roul hanya bisa tersenyum tipis mendengar penuturan saudaranya. "Sebenarnya ...." jeda Roul sembari menatap lurus ke depan. ".... menurutku juga begitu."

Dengusan kasar Rowan mengudara. Dan di detik berikutnya, keduanya tergelak dalam tawa.

"Kudengar Rose memohon pada ayah agar dijodohkan denganmu." Roul mengalihkan topik pembicaraan setelah tawa mereka reda.

Malas membahas ini, Rowan mengangkat kedua bahunya, tak peduli.

"Nikahi saja dia. Toh kau tidak akan bisa lari darinya. Dia terobsesi padamu. Dia tidak akan berhenti mengejarmu sampai berhasil mendapatkanmu."

"Aku tidak mencintainya," jawab Rowan, menuturkan alasannya tak ingin menerima perjodohan itu.

"Cinta?" gumam Roul. "Memangnya vampir dingin dan kaku sepertimu, mengenal cinta? Memangnya kau suka wanita? Rasanya mustahil. Akan masuk akal jika kau sendirian seumur hidup atau ...."

Rowan memicingkan mata saat dirasa Roul akan mengejeknya lagi.

"... Lambat laun kau akan menjadi penyuka sesama jenis."

Menggeram tak suka, Rowan menerjang Roul bermaksud untuk menggigitnya. Namun, Roul yang hafal betul karakter Rowan sudah bisa menerkanya hingga dia melesat cepat sebelum Rowan mendaratkan taring tajamnya.

"Aku akan membunuhmu, Roul Dawson. Aku ini masih normal, bodoh!"

Dan kebersamaan dua saudara kembar itu pun diakhiri dengan aksi kejar-kejaran. Ya, sedekat itulah mereka berdua di masa lalu.

***

Bagi Rowan, kehidupannya yang panjang karena terlahir sebagai makhluk Immortal, bukanlah sebuah anugerah melainkan petaka. Puluhan tahun berlalu sejak dirinya diangkat menjadi calon pemimpin klan. Dia tetap tak bisa melupakan hari terburuk itu hingga detik ini.

Hari ketika pemimpin clan mengumumkan di depan publik pengangkatan Rowan Dawson sebagai calon penggantinya.

Rowan tak pernah menginginkan posisi itu, sungguh. Dia selalu mendukung Roul yang akan menempatinya. Namun, tampaknya kekecewaan sudah membuat Roul gelap mata hingga menganggap kembarannya telah berkhianat secara diam-diam. Pada akhirnya, dia mengibarkan bendera perang.

Tak terima karena bukan dirinya yang diangkat menjadi calon pemimpin klan, Roul melakukan pemberontakan. Mengumpulkan pasukan untuk menyerang klan, hingga peperangan antar saudara tak terelakkan lagi. Berujung dengan kekalahan para pemberontak.

Ketika Roul dihukum dengan dikeluarkan dari gelar kebangsawanannya beserta keluarga kecilnya. Beralih mendapat status level paling rendah yang mengharuskannya menjadi budak bagi para kaum bangsawan. Rowan tak pernah menerima hukuman tersebut dijatuhkan pada Roul beserta keluarganya. Namun, hukum bangsa vampir untuk para pemberontak tidak bisa ditolerir, menyadarkan Rowan, dirinya tak sanggup menolong kembarannya.

Hubungan dua saudara kembar itu tak pernah dekat lagi sejak tragedi tersebut. Mereka menjadi musuh, meski hanya Roul yang berpikir demikian, sedangkan Rowan ... tidak, dia selalu menganggap Roul sebagai saudaranya. Sebagai orang terdekatnya.

Kini Rowan telah menjadi pemimpin klan, sepeninggal ayahnya. Mengemban tanggungjawab mengurus anggota klan yang susah diatur. Meneruskan garis keturunan darah murni menjadi kewajibannya yang lain.

Dan hari ini, Rowan sedang menjalankan tugasnya sebagai pemimpin klan. Pergi seorang diri ke sebuah desa yang berada begitu dekat dengan wilayah kekuasaan Klan Dawson. Tussand nama desa kecil itu. Sang kepala desa mengajukan permohonan agar mereka bisa berdiskusi demi meluruskan masalah yang pelik.

Sudah Rowan duga, kepala desa akan meminta hal tersebut. Meminta diadakan perjanjian damai agar bangsa vampir dan manusia bisa hidup berdampingan. Alasan kepala desa mengajukan perjanjian ini karena warganya yang selalu menjadi mangsa empuk vampir dari Klan Dawson.

Tak ingin terjadi peperangan tak berarti, juga karena hati kecilnya iba melihat manusia yang ketakutan saat melihat dirinya menginjakan kaki di desa ini. Rowan sadar bagi manusia, vampir sepertinya hanyalah monster pemangsa. Akhirnya, Rowan menerima perjanjian damai tersebut.

Larangan memasuki desa Tussand pun dibuat. Menjadikan hutan sebagai area perbatasan dua wilayah, terlarang untuk didatangi vampir Klan Dawson maupun warga desa Tussand. Kedamaian yang diimpikan semua orang, akhirnya bisa dirasakan.

Namun, siapa sangka ada saja manusia yang berani melanggar aturan. Atau mungkin karena hukum yang mengatur manusia tak setegas dan sekejam hukum bangsa vampir, sehingga ada saja manusia yang berani memasuki kawasan berbahaya seperti hutan terlarang ini.

Rowan mengawasi dalam diam saat seorang gadis memasuki hutan terlarang. Awalnya, ingin memastikan tak ada anggota klan-nya yang melanggar aturan, yang dia temukan justru seorang warga desa Tussand yang melanggar.

Rowan geram, ingin memberikan pelajaran pada gadis itu karena sudah berani memasuki hutan terlarang ini. Akan tetapi ....

Jantungnya berdetak cepat saat melihat wajah si gadis. Gadis manusia yang cantik dengan rambut panjangnya yang tergerai indah. Gadis manusia dengan aroma darah yang begitu menyiksa Rowan. Keinginan kuat untuk menerkam dan meminum darah sang gadis, meluap dalam diri Rowan. Namun, saat melihat wajah polos gadis itu, Rowan tak pernah bisa melakukannya.

Hari demi hari berlalu, gadis itu tak mengenal kata jera. Dia terus mendatangi hutan terlarang. Terkadang berteriak memanggil 'Tuan Vampir.' Rowan tahu, dirinyalah yang dimaksud gadis itu.

Entah sejak kapan, Rowan terbiasa melihat kedatangan sang gadis. Hatinya menghangat setiap kali mengawasinya dari kejauhan. Ada keinginan untuk menghampiri, selalu dia urungkan karena sadar akan perbedaan mereka. Vampir dan manusia tidak mungkin bisa bersama.

Dan ketika si gadis akhirnya menyerah karena tak pernah datang lagi ke hutan terlarang. Rowan tak bisa melakukan apa pun selain berusaha melupakan perasaannya yang terlanjur jatuh cinta pada si gadis manusia yang dia ketahui bernama Cleo Huston.

Upaya yang dilakukan Rowan untuk melupakan Cleo adalah dengan menikahi Rose yang selama ini selalu dia tolak. Buah dari pernikahan itu, Rowan dan Rose memiliki dua anak. Nick Dawson dan Niki Dawson.

Rowan pikir setelah berumahtangga dan memiliki anak, cintanya akan tumbuh untuk sang istri. Nyatanya tidak, wajah Cleo selalu membayangi pikirannya.

Puluhan tahun berlalu sejak pertemuannya dengan Cleo, Rowan berusaha tak memikirkannya lagi. Tetapi ... kenapa takdir seolah mempermainkannya?

Di suatu siang, saat dirinya sedang berpatroli di hutan terlarang. Sekali lagi Rowan menemukan gadis manusia yang berani melanggar peraturan.

Gadis itu ... serupa dengan Cleo, Rowan tercekat. Kenapa Cleo datang lagi dalam hidupnya? Jadi, apa yang harus Rowan lakukan sekarang, ketika kehadiran gadis yang menyerupai Cleo itu telah membangkitkan sisi terpendam yang mati-matian ditahannya?

Sial, dia tak sanggup menahan diri lagi. Dan itulah hari dimana dosa besar seorang Rowan Dawson dimulai. Dosa besar yang akan berakibat fatal untuk klannya, Klan Dawson.

Continue Reading

Other books by Ellakor

More

You'll also like

I'm Divorcing with You, Mr Billionaire!

I'm Divorcing with You, Mr Billionaire!

Billionaires

4.2

I received a pornographic video. "Do you like this?" The man speaking in the video is my husband, Mark, whom I haven't seen for several months. He is naked, his shirt and pants scattered on the ground, thrusting forcefully on a woman whose face I can't see, her plump and round breasts bouncing vigorously. I can clearly hear the slapping sounds in the video, mixed with lustful moans and grunts. "Yes, yes, fuck me hard, baby," the woman screams ecstatically in response. "You naughty girl!" Mark stands up and flips her over, slapping her buttocks as he speaks. "Stick your ass up!" The woman giggles, turns around, sways her buttocks, and kneels on the bed. I feel like someone has poured a bucket of ice water on my head. It's bad enough that my husband is having an affair, but what's worse is that the other woman is my own sister, Bella. ************************************************************************************************************************ “I want to get a divorce, Mark,” I repeated myself in case he didn't hear me the first time—even though I knew he'd heard me clearly. He stared at me with a frown before answering coldly, "It's not up to you! I'm very busy, don't waste my time with such boring topics, or try to attract my attention!" The last thing I was going to do was argue or bicker with him. "I will have the lawyer send you the divorce agreement," was all I said, as calmly as I could muster. He didn't even say another word after that and just went through the door he'd been standing in front of, slamming it harshly behind him. My eyes lingered on the knob of the door a bit absentmindedly before I pulled the wedding ring off my finger and placed it on the table. I grabbed my suitcase, which I'd already had my things packed in and headed out of the house.

Chapters
Read Now
Download Book